Berbagai Jenis Makanan Polo Pendem Serta Manfaatnya Bagi Kesehatan

Polo pendem merupakan berbagai jenis bahan makanan khas nusantara yang cukup dikenal oleh masyarakat khususnya masyarakat jawa, makanan ini diperoleh dari segala jenis akar atau umbi-umbian. Banyak sekali akar dari umbi-umbian yang bisa dijadikan sebagai makanan dan ternyata setelah dilakukan banyak penelitian di era modern banyak sekali jenis bahan makanan yang berasal dari umbi-umbian ini tergolong bahan makanan yang sangat baik bagi kesehatan tubuh. Umbi-umbian jenis polo pendem ini  memiliki berbagai bentuk, warna serta rasa yang beraneka ragam namun perbedaan tersebut bukan menjadi persoalan dalam hal pengaruh terhadap kesehatan tubuh karena kandungan gizi maupun nutrisi dari hampir semua jenis makanan polo pendem memang sangat baik bagi tubuh.

Bahan makanan yang berasal dari jenis polo pendem dapat di olah dengan mudah seperti di rebus, di kukus, di goreng bahkan di jadikan keripik. Begitu pula dengan rasanya, jenis bahan  makanan polo pendem yang di olah secara modern, kini juga tidak kalah dengan makanan-makanan modern lainnya bahkan kini sudah banyak industri makanan modern yang berbahan baku dari jenis umbi-umbian polo pendem yang dijadikan makanan ringan seperti keripik singkong, kentang, talas, gadung dan lain sebagainya.

Makanan jenis umbi-umbian jenis polo pendem ini pada kisaran tahun 1960 juga sempat  menjadi bahan makanan pokok hampir di seluruh wilayah nusantara karena pada kisaran tahun tersebut bahan makanan pokok beras langka karena diserang oleh berbagai hama tikus sehingga bahan makanan pokok masyarakat berubah dari beras menjadi umbi-umbian seperti ketela atau singkong, garut, gembili, tales, ganyong dan lain sebagainya. Sementara pada era modern makanan jenis umbi-umbian ini banyak di kesampingkan sehingga bahan makanan yang cukup baik ini tidak lagi dibudidayakan oleh masyarakat atau petani, sehingga jenis bahan makanan ini kini beralih dari bahan makanan pokok menjadi makanan camilan.

Polo pendem selain dikenal sebagai bahan makanan yang sangat baik bagi kesehatan  tubuh namun sayangnya jenis makanan ini sekarang dikategorikan sebagai makanan kelas dua sehingga kurang diminati oleh masyarakat padahal umbi-umbian juga menjadi potensi sebagai pengganti tepung terigu. Oleh karena itu budidaya polo pendem kalau ditangani secara serius oleh pihak yang memiliki kebijakan tentu akan menjadikan jenis makanan ini menjadi bahan makanan modern yang cukup memiliki nilai ekonomis dan tidak lagi menjadi jenis makanan kelas dua.

Baca Juga :  Mengatasi Rasa Mual

Bagi sebagian besar masyarakat jawa, memang masih menjadikan polo pendem sebagai bahan makanan yang disajikan pada saat upacara adat sehingga polo pendem masih dibutuhkan oleh masyarakat jawa sehingga tanaman jenis umbi-umbian ini sebagian masih banyak dijumpai di kebun atau pekarangan rumah penduduk walaupun tidak sebanyak pada zaman nenek moyang.

Adapun jenis bahan makanan polo pendem yang masih ada di pekarangan atau perkebunan masyarakat jawa antara lain adalah ;

1. Ubi jalar kuning
2. Ubi jalar putih
3. Ubi jalar ungu
4. Ketela atau singkong
5. Ubi talas
6. Gembili
7. Garut
8. Ganyong
9. Uwi
10. Suwek
11. Kacang tanah
12. Bentol
13. Kentang
14. Gadung
15. Bengkoang

Semua jenis makanan diatas bisa langsung di masak cukup hanya dengan di rebus maupun di kukus namun khusus untuk ubi gadung  tidak bisa dikonsumsi hanya dengan di rebus maupun di kukus karena ubi gadung mengandung racun yang cukup membahayakan bagi kesehatan tubuh bila dikonsumsi hanya dengan direbus atau di kukus saja namun membutuhkan pengolahan secara khusus sebelum dimakan. Oleh karena itu khusus ubi gadung biasanya tidak disertakan sebagai sajian bahan makanan ritual.

Ubi gadung agar bisa dimakan dengan aman biasanya di proses terlebih dahulu sebelum di sajikan sebagai bahan makanan, adapun cara mengolahnya secara sederhana agar kandungan racunnya hilang adalah ubi gadung di kupas terlebih dahulu sampai kulitnya benar-benar bersih kemudian di iris tipis-tipis dan direndam minimal 15 jam, lalu irisan tersebut di jemur pada terik matahari sampai kering dengan ditaburi abu dapur, setelah kering irisan ubi gadung masih harus dibersihkan dari abu dapur dengan air garam hingga bersih kemudian di jemur lagi hingga kering. Nah…! setelah kering ubi gadung baru bisa di goreng.

Baca Juga :  Tips Sederhana Mencegah Timbulnya Sakit Gigi

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi modern yang mengakui akan manfaat dari keripik ubi gadung bagi kesehatan tubuh kini banyak industri makanan camilan yang berbahan baku dari ubi gadung yang memproduksi secara industri dan banyak dijual di pasaran, baik yang masih mentah maupun yang sudah di goreng di pasar tradisional maupun super maket.

Selain keripik gadung, bahan makanan dari polo pendem yang banyak beredar di pasaran antara lain keripik singkong atau ketela, keripik kentang, keripik talas, keripik gembili, keripik suwek dan lain sebagainya.

Makna filosofi polo pendem bagi masyarakat jawa

Masyarakat jawa yang masih memegang teguh adat istiadat nenek moyang, dalam menyajikan bahan makanan pada upacara ritual selalu menyediakan bahan makanan polo pendem karena bahan makanan ini diyakini akan memberikan berkah serta makna hidup di dunia, antara lain ;

1. Bagi masyarakat jawa, tanah yang dipijak merupakan sesuatu yang sangat sakral karena dari dalam tanah manusia bisa mengambil makanan untuk hidup.

2. Masyarakat jawa menghormati tanah karena tanah merupakan asal muasal kehidupan manusia sehingga makanan yang langsung berasal dari dalam tanah juga harus dihargai.

3. Makna dari berbagai nama dari polo pendem bagi masyarakat jawa memiliki filosofi kehidupan, seperti Telo Kaspe memiliki makna “Netheli barang sing olo” dan “karepe sepi ing pamrih” artinya nama ketela itu diartikan sebagai meninggalkan sesuatu kebiasaan yang jelek dan kaspe diartikan sebagai berbuat sesuatu yang baik namun tanpa pamrih.

4. Dengan mengkonsumsi polo pendem bagi masyarakat jawa dimaksudkan untuk memberikan pelajaran bagi generasi penerus agar bisa menerapkan pola hidup sederhana atau ngirit dengan memanfaatkan sesuatu yang ada dilingkungannya termasuk bahan makanan. Filosofi masyarakat jawa ini kalau dicermati sangat bermakna karena dengan memanfaatkan pekarangan rumah saja sudah bisa hidup dengan tenang dan jauh dari hiruk pikuk keserakahan duniawi, kemudian yang terpenting adalah bisa hidup dengan nyaman karena makanan yang dimakan jauh dari pestisida maupun obat kimia lain sebagaimana dalam makanan modern yang sebenarnya membahayakan pada kesehatan tubuh.

Baca Juga :  Efek Negatif Terlalu Berlebihan Mengkonsumsi Ikan Asin

Namun sebagai sajian ritual adat jawa polo pendem masih dilengkapi dengan berbagai bahan makanan lain seperti jagung rebus, pisang rebus, kedelai rebus, serta berbagai buah dari tanaman merambat lain seperti buah katak serta buah lokal lain yang terdapat di wilayahnya seperti buah pisang, buah pepaya, buah waluh dan lain sebagainya.

Sebagai bahan makanan alami polo pendem tentu sangat aman dikonsumsi kecuali ubi gadung sebagaimana di atas. Masyarakat jawa yang masih rutin mengkonsumsi polo pendem dan jarang mengkonsumsi makanan modern justru nampak sehat dan jarang terdengar menderita penyakit kronis seperti kanker, diabetes, stroke dan penyakit berat lainnya. Hal ini setelah dilakukan penelitian secara seksama ternyata kebiasaan mengkonsumsi makanan jenis polo pendem secara langsung baik dengan direbus maupun di kukus ternyata sangat baik bagi kesehatan tubuh dan terhindar dari berbagai penyakit kronis modern karena polo pendem banyak mengandung zat antioksidan yang sangat baik bagi kesehatan tubuh.

Mudah-mudahan pola hidup nenek moyang jawa ini memberikan inspirasi kepada anak cucunya untuk kembali menghargai bahan makanan yang banyak tumbuh disekitar rumah yang ternyata sangat bermanfaat dalam menjaga metabolisme kesehatan tubuh dan tentu jenis makanan polo pendem kalau harus di beli pun harganya masih relatif lebih murah dibandingkan dengan berbagai jenis bahan makanan olahan modern. Semoga bermanfaat !

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *