Jengkol merupakan salah satu makanan yang sangat terkenal khususnya di daerah Ibu Kota Jakarta bahkan bagi yang menggemarinya menu makanan harianpun tidak luput dari jengkol baik dijadikan sebagai semur maupun sebagai lalapan, namun ada juga yang baru mencium baunya saja sudah bikin kepala pusing. Makanan ini memiliki bau khas yang selama ini dianggap sebagai makanan yang kurang gaul, karena aroma khas yang menyengat usai makan jengkol menimbulkan bau yang kurang sedap mulai dari bau mulut, air kencing serta buang angin pun akan tercium bau beraroma jengkol.
Namun demikian, makanan yang biasanya dimasak semur ini tidak boleh diremehkan karena ternyata kaya akan kandungan vitamin, baik vitamin A. B dan C, bahkan kandungan vitamin C nya mengadung protein yang lebih tinggi dari kandungan dalam tempe, sehingga jengkol menjadi salah satu alternatif untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti anemia atau kekurangan darah.
Memang bagi sebagian orang, makan jengkol merupakan sesuatu hal yang memalukan karena faktor baunya. Makanan yang satu ini dikenal sebagai jenis makanan yang sangat kontroversial, walaupun sudah diolah dan dimasak dengan sebaik mungkin untuk menghilangkan baunya yang menyengat saat dimakan, namun bagi yang tidak menyukainya begitu melihat jengkol dimeja makan sudah terlebih dahulu menutup hidung dan merasa neg.
Jengkol tergolong tanaman yang sudah sejak lama hidup dan bertumbuh kembang di Indonesia. Selain di Indonesia, jengkol juga banyak ditemukan di Malaysia dan Thailand. Namun, asal-usul sebenarnya tanaman jengkol belum diketahui dengan pasti. Di Sumatera, Jawa Barat, dan Jawa Tengah, tanaman jengkol banyak ditanam di kebun atau pekarangan rumah secara sederhana dan bisa tumbuh dengan baik. Di Indonesia, tanaman ini disebut dengan banyak nama, seperti di pulau jawa umumnya disebut dengan jengkol, di sumatera disebut dengan jaring, di lampung disebut dengan jaawi, orang sunda menyebut dengan kicang, warga sulawesi menyebut dengan lubi, serta di bali disebut dengan blandingan.
Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, jengkol diklasifikasikan dalam keluarga Leguminosae (Mimosaceae), marga Pithecellobium, dan jenis Pithecellobium lobatum, pohon jengkol bisa tumbuh hingga cukup tinggi bahkan bisa mencapai 10-26 meter. Adapun bentuk buah jengkol berupa polong berbentuk gepeng dan berbelit serta berwarna lembayung tua. Jengkol yang sudah tua bentuknya polong dan buahnya menjadi cembung sebagai tanda ukuran bijinya besar. Biasanya setiap polong dapat berisi 5-7 biji. Buah Jengkol yang sudah tua bijinya berkulit ari tipis dan berwarna cokelat mengkilap yang menjadi bagian penting dari buah tanaman ini karena banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Jengkol oleh sebagian masyarakat juga dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan alami.
Berikut ini tabel kandungan gizi pada jengkol, antara lain adalah ;
Komposisi Gizi Jengkol per 100 gram |
|
Zat Gizi | Kadar |
Energi (kkal) | 133 |
Protein (g) | 23,3 |
Karbohidrat (g) | 20,7 |
Vitamin A (SI) | 240 |
Vitamin B (mg) | 0,7 |
Vitamin C (mg) | 80 |
Fosfor (mg) | 166,7 |
Kalsium (mg) | 140 |
Besi (mg) | 4,7 |
Air (g) | 49,5 |
Manfaat Makan Jengkol Bagi Kesehatan
Tabel diatas menunjukkan bahwa ternyata kandungan gizi yang terdapat dalam jengkol sangat baik bagi kesehatan tubuh kita, apa saja manfaatnya bagi tubuh ? berikut berbagai manfaat yang bisa diperoleh dari makan jengkol dalam porsi sewajarnya bagi kesehatan tubuh, antara lain ;
1. Membentuk Jaringan Tubuh
Kandungan protein yang cukup tinggi pada jengkol sebagaimana pada tabel diatas, ternyata dapat membantu membentuk jaringan dalam tubuh jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan kandungan protein pada kacang hijau dan kacang kedelai.
2. Mencegah Anemia
Jengkol juga kaya akan zat besi yang berperan untuk mencegah dan mengatasi kurangnya produksi sel-sel darah merah dalam tubuh. Akibat kekurangan zat besi dalam tubuh maka produksi sel-sel darah merah akan berkurang pula sehingga suplai oksigen dan zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh sistem tubuh tentu juga akan berkurang. Akibat kurangnya suplai oksigen dan zat-zat makanan pada sistem tubuh maka akan menurunkan fungsi serta kinerjanya. Oleh karena itu tak heran jika seseorang yang mengalami kekurangan zat besi, akan terlihat lemas, mudah lelah, dan tidak bersemangat. Bagi para wanita mengkonumsi jengkol saat sedang menstruasi sangat dianjurkan juga agar tubuh tidak kekurangan zat besi akibat banyaknya darah yang keluar saat menstruasi.
3. Mencegah Pengeroposan Tulang
Selain kaya akan zat besi dan protein, jengkol juga memiliki kandungan zat lain yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita seperti kalsium dan fosfor. Dua zat ini adalah zat yang sangat penting dibutuhkan oleh tulang untuk mencegah tulang tidak mudah keropos (osteoporosis). Jadi, dengan sering mengkonsumsi jengkol dengan porsi yang wajar dapat membuat tulang pada tubuh menjadi lebih kuat.
4. Mencegah Kanker
Jengkol juga mengandung berbagai jenis vitamin, seperti vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, dan vitamin C. Vitamin A bermanfaat untuk menjaga kesehatan mata dan dapat meningkatkan ketajaman indera penglihatan. Vitamin A dan vitamin C juga berperan sebagai zat antioksidan. Manfaat antioksidan dikenal memilki khasiat yang cukup ampuh dalam menangkal zat-zat radikal bebas yang masuk dalam tubuh yang apabila dibiarkan akan menimbulkan penyakit kanker.
5. Mengatasi Penyakit Jantung
Jengkol juga merupakan bahan makanan yang bersifat diuretic yaitu makanan yang baik untuk melancarkan pembuangan urin atau kencing menjadi lancar. Pembuangan urine yang lancar sangat baik bagi para penderita penyakit jantung.
6. Mencegah Diabetes
Hebatnya lagi, jengkol ternyata juga dapat mencegah timbulnya penyakit diabetes. Hal ini bisa terjadi karena dalam jengkol terdapat zat yang tidak ditemukan pada bahan-bahan makanan lainnya. Zat tersebut dinamakan zat asam jengkolat, zat ini berupa kristal-kristal yang tidak mudah larut oleh air. Karena bersifat diuretic inilah yang menjadikan jengkol sangat tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita gangguan ginjal, karena dengan adanya gangguan ginjal maka di khawatirkan ginjal tidak mampu menyaring asam jengkolat yang terkandung pada jengkol sehingga memicu gangguan buang air kecil atau anyang-anyangen (jawa).
7. Mengatasi Penyempitan Pembuluh Darah
Penderita penyakit jantung umumnya mengalami penyempitan pada pembuluh darahnya sehingga darah yang mengalir menuju jantung menjadi tidak lancar. Kandungan mineral pada jengkol ternyata dapat melebarkan pembuluh darah yang menyempit serta mencegah pembuluh darah menyempit kembali.
8. Mengatasi Sembelit
Kandungan serat yang cukup tinggi pada jengkol dapat mengatasi masalah sembelit terutama pada ibu hamil. Dengan kandungan serat yang tinggi pada jengkol membantu melancarkan pencernaan dan melancarkan buang air besar (BAB).
Tips Menghilangkan Bau Jengkol
Aroma jengkol akan sangat mudah dikenali setelah seseorang mengkonsomsinya sehingga bagi yang tidak menyukai akan aroma ini tentu akan sangat terganggu dari bau yang ditimbulkan baik dari bau mulut, kencing maupun bau saat buang angin (kentut), namun bagi yang gemar akan jengkol tapi tidak meyukai bau jengkol, berikut tips sederhana yang dapat dilakukan dalam memasak jengkol agar tidak timbul bau yang menyengat, antara lain adalah ;
1. Pilih Jengkol yang baik
Untuk mendapatkan rasa jengkol yang enak dan lezat, maka disarankan untuk memilih jengkol yang berkualitas dan yang sudah tua. Karena jengkol yang masih muda akan lebih sulit untuk menghilangkan baunya, selain itu rasa jengkol yang masih muda kurang nikmat karena masih ada rasa pahitnya. Namun ada juga yang menyukai jengkol muda yang dijadikan lalapan, mereka yang menyukainya justru merasa lebih nikmat jengkol muda karena ada sedikit rasa pahitnya sehingga menambah nafsu makan.
2. Perendaman
Tips untuk mengurangi bau jengkol selanjutnya adalah dengan merendam jengkol di dalam air sebelum dimasak, karena dengan proses perendaman ini dapat membantu mengurangi bau yang tidak sedap pada jengkol. Selain itu dengan proses perendaman ini juga mampu menetralisir racun yang dikandungnya. Untuk menghasilkan rasa masakan jengkol terbaik, kita bisa merendam jengkol dengan menggunakan air es atau air dingin sebelum dimasak. Selain itu, kita juga bisa merendamnya dengan menggunakan air kapur dan sirih, caranya adalah rendam jengkol selama semalaman untuk menghilangkan baunya. Walaupun baunya hilang namun cara ini tidak akan menghilangkan kenikmatan dari jengkol itu sendiri.
3. Perebusan
Setelah dilakukan perendaman selama semalam, untuk menetralisir bau jengkol yang menyengat maka kita bisa merebus jengkol bersama dengan bahan lainnya yaitu dengan memanfaatkan daun jeruk purut. Caranya cukup mudah, yakni iris daun jeruk purut, kemudian campurkan irisan daun jeruk purut tersebut pada rebusan jengkol. Selain daun jeruk purut, untuk mengurangi bau jengkol, kita juga bisa merebus jengkol bersama dengan daun jambu biji. Jangan lupa setelah direbus, jengkol dicuci lagi sampai bersih agar baunya benar-benar hilang, dengan mencuci setelah direbus juga mengurangi kandungan racun yang terdapat dalam jengkol.
Efek Negatif Makan Jengkol
1. Keracunan
Efek negatif kebanyakan makan jengkol yang paling fatal adalah keracunan, hal ini umumnya terjadi setelah 5-12 jam makan jengkol. Adapun ciri-ciri dari keracunan jengkol adalah merasa mual, muntah, nyeri pada pinggang, nyeri perut dan kencing yang tidak normal atau anyang-anyangen (jawa).
2. Jengkolan
Makan jengkol yang berlebihan bisa menyebabkan asam jengkolat, dikarenakan sulitnya zat tersebut larut dalam air sehingga mengendap dalam ginjal dan tentu bisa membentuk kristal padat dalam tubuh. Gejala jengkolan biasanya ditandai dengan susah buang air kecil serta rasa nyeri pada lambung.
3. Di Jauhi Temen
Makan jengkol dalam jumlah sekecil apapun akan memicu aroma yang tidak sedap khususnya pada bau mulut, dengan bau mulut yang tidak sedap tersebut menjadi pemicu dijauhi oleh teman ngobrolnya. Selain itu aroma jengkol juga mudah dikenali ketika setelah makan jengkol mengeluarkan angin atau kentut, bau kentut pun akan mengeluarkan aroma jengkol yang sangat mengganggu lingkunga, bahkan seseorang yang usai makan jengkol ketika kencing di kamar mandi, bau pesing dan beraroma jengkol sangat menyengat. Oleh karena bagi yang menggemari jengkol sebaiknya setelah makan jengkol untuk tidak keluar rumah dulu serta kencing di toilet umum atau di tolilet teman maupun sanak saudara biar tidak di jauhi oleh teman maupun keluarga.
Tips Menghilangkan Bau Mulut Usai Makan Jengkol
Meskipun jengkol sudah diolah semaksimal mungkin agar baunya hilang, akan tetapi tetap saja akan meninggalkan bau pada mulut, air kencing serta bau pada saat mengeluarkan angin atau kentut setelah mengkonsumsinya. Nah, untuk mengatasi bau yang tidak sedap tersebut khususnya bau mulut, kita bisa meminum kopi pahit atau kopi tanpa ditambahkan gula selesai makan jengkol.
Demikian berbagai manfaat dan efek negatif yang ditimbulkan dari memakan jengkol pada kesehatan tubuh kita. Mudah-mudahan informasi ini bisa diambil manfaatnya untuk menjaga kesehatan tubuh kita serta bisa menghindari efek negatifnya bagi kesehatan tubuh serta tetap bisa menjalin hubungan yang baik dengan teman maupun sanak keluarga karena gemar makan jengkol. Semoga bermanfaat !